Ada apa dengan  Rindu ?

 5 Puisi Rindu Kekasih yang Jauh, Berisi Pesan Mendalam - Muslim Terkini

Bismillah.....       

Pada langit biru yang membentang , masih segar diingatanku semua tentang mu. Sosok yang sulit untuk ku ungkapkan. Hati yang terus merindui ,sayup-sayup aku mengingat sosok mu yang sekejap ku kenal.Yah mungkin hanya sebuah lelucon bagi sebagian  yang tak merasakannya . 

        Yap, itu lah aku yang mencintai mu dalam diam.......diam-diam aku selalu merindukan mu, aku tau tak selayaknya perasaan ini singgah namun aku juga tak bisa menolak ,besar harapan ku pada mu yang kini ku idamkan. Memang kekecewaan terbesar datang disaat kita berharap lebih kepada manusia .Cukuplah Allah Subhanahuwata'ala sebagai tempat pengharapan dan menggantungkan segala impian . Namun apa lah daya ku , berkenalan dengan mu tanpa disengaja bahkan bertemu dengan mu juga tidak disengaja walaupun tetap memilih berteman dengan mu adalah pilihan ku . Aku hanya ingin kau tau bahwa aku telah mencintai mu dan itu bukan kendali ku.


     Untuk mu seseorang yang kini sedang ku kagumi dalam diam ku , maaf kan bila nama mu pernah ku sebutkan dalam doaku. Memang tak sepantasnya aku menyebutkan nama mu dalam bait doa ku kepada sang pencipta , namun aku juga tak sanggup memendam rasa ini sendirian. Berderai air mata ini menceritakan tentang harapan ku agar bisa bertemu dengan mu kembali , aku terus berdoa kepada ALLAH Subhanahuwata'ala  agar aku dijauhkan dari nafsu ku sendiri yang terus memikirkan tentang mu.Tengtang sifat mu, tentang tingkah laku mu dan tentang rupa mu walau aku sudah tak tau seperti apa diri mu saat ini ,namun aku masih mengingat sosok mu saat pertama kali berjumpa dengan ku beberapa tahun yang lalu. 

       Memang kita masih berteman dari dulu hingga kini walau hanya sebatas teman online namun kau tau sosok mu nyata dan terasa begitu dekat dengan ku . Senyum mu dan lambaian mu yang begitu hangat bagi ku , walau sebenarnya kau orang asing yang belum ku kenal saat itu namun dari pribadimu telah menggambarkan diri mu pada ku. Kita cukup akrab dulu sebagai teman namun kini,melihat mu aktif di sosmed saja aku tak berani menyapa mu.

    Aku pernah   menangis tersedu-sedu yah itu karena perasaan ku yang berusaha menjauh dari mu dan tak ingin mengenal mu lagi . Aku takut akan jatuh lebih dalam lagi tentang perasaan ini . Hingga aku putuskan untuk menjauh dari mu . Namun tetap saja , aku dan kamu kembali lagi sebagai sahabat. Kau tau kan ujian terbesar dalam persahabatan antara pria dan wanita adalah perasaanya. Dahulu aku sudah pernah meyakinkan diri ku sendiri untuk tidak berharap lebih dan itu sudah pernah ku coba, aku berusaha untuk tidak lagi mengingat sosok mu dan tidak berharap lagi padamu namun diluar kendali ku kita bersahbat lagi seperti biasa setelah beberapa tahun.Hingga kini aku kembali mengarapkanmu .

             Yah aku kembali lagi berharap kepada sang pencipta dan ku sebutkan nama mu dalam beberapa bait doa dan tangisku agar kita dipertemukan dan disatukan dalam ikatan yang diridhoi oleh ALLAH Subhanahuwata'ala . Kau tau lelah aku berusaha untuk tidak berharap lebih padamu bahkan aku merasa tak pantas untuk mu, kau sosok yang  sulit untuk ku jelaskan saat melihat foto mu ,kau tau hati ku berdegup kencang. Hatimu yang lembut namun tegas sosok yang ku inginkan menjadi imam dalam rumah tangga , yang mampu membimbingku dalam jalan kebaikan dan mau sama-sama berjuang untuk agama ,negara dan kita semua. 
            Namun aku juga tak mampu berharap lebih , disekitarmu ibarat taman yang dipenuhi bunga-bunga indah yang lebih terjaga dan kau bisa saja memilih satu diantara banyak nya bunga itu dibandingkan aku yang bukan siapa-siapa yang berada jauh dari mu. Aku hanya mampu berdoa jika memang bukan kau jodohku semoga aku dijodohkan dengan sosok yang lebih baik lagi dari mu. Dan jika memang itu terjadi dan saat itu tiba semoga aku bisa ikhlas melepaskan mu. Dan semoga engkau selalu bahagia dengan siapapun pilihanmu. 
 
 
see you and fii amanillah for you my "                                               
                                        

























Komentar